Manfaat Berzakat dan Keutamaan Bagi yang Melakukan-nya

Hasil gambar untuk zakat


Menunaikan Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Selain menyoal suatu kewajiban, ada hal yang harus diperhatikan dari segi sosial yaitu membantu keberlangsungan hidup masyarakat miskin yang membutuhkan.

Kata zakat selalu digandengkan dengan shalat. Hal ini menjelaskan tentang keutamaan dan hikmahnya sebagai syarat masuk surga. Sebagaimana hadits berikut ini dari Abu Hurairah di masa seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah, “Tunjukkan kepadaku amalan yang bisa membuatku masuk surga?” Beliau menjawab, “Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang wajib dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)




Zakat mengajarkan kita tentang ikhlas dan kedermawanan. Ikhlas yang dimaksud kita terbiasa menunaikannya tanpa sepengetahuan orang lain, serta watak dermawan yang membuat seseorang menjadi tidak kikir, yang mana sifat kikir merupakan hal yang dibenci oleh Allah dan RasulNya.


Lalu apa saja sebenarnya manfaat zakat dilihat dari segi akhlak, keislaman dan sosial?
Dalam hal keislaman, mengeluarkan zakat jelas sangat bermanfaat bagi Muzakki atau orang yang menunaikan zakat. Zakat termasuk rukun Islam yang harus senantiasa ditunaikan. Melalui Zakat menjadikan sarana untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.


Bagi umat Islam yang membayar zakat akan mendapatkan pahala yang besar. Seperti yang tersirat di dalam firman Allah di Qs. Al-Baqarah ayat 276 yang menerangkan “ Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah”.
Dengan membayar zakat, Allah subhanahu wa ta’ala berjanji akan menghapus segala dosa yang dimiliki seseorang. Seperti yang tertuang di dalam Sabda Rasulullah shallahu alaihi wasalam yang menyatakan “Sedekah itu memadamkan kesalahan, sebagaimana air memadamkan api”. Maksud sedekah tersebut adalah zakat dan segala macam bentuk sedekah.


Kemudian dari segi akhlak, Zakat memasukkan Muzakki ke dalam golongan orang dermawan yang mempunyai sifat mulia berupa kedermawanan dan rasa toleransi yang tinggi. Oleh karenanya Zakat bisa meningkatkan rasa kasih sayang dan juga simpati pada diri Muzakki terhadap para saudaranya yang sedang kekurangan. Karenanya, Allah subhanahu wa ta’ala sangat mencintai orang-orang yang mencintai saudaranya yang sedang dilanda kekurangan. Pengorbanan raga dan juga harta bagi Kaum Muslimin bisa menjadikan seseorang selalu memiliki jiwa yang lapang. Selain bisa menjadikan seseorang lebih dicintai orang lain, terlebih yang diberikan kepada para saudaranya menimbulkan manfaat besar.

Tentunya Zakat mampu memperbaiki akhlak seseorang yang dengan ikhlas dan rutin menunaikannya. Sifat pelit dan bakhil bisa hilang dari dirinya. Seperti yang dijelaskan dalam Qs. At-Taubah ayat 103, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Berikut ini faedah zakat bagi pribadi dan masyarakat serta hikmahnya:
  1. Bukti kesempurnaan ke Islaman seorang hamba
Karena zakat adalah salah satu rukun Islam. Jika seorang muslim melaksanakannya, maka sempurnalah ke Islamannya dan menjadi lengkap. Tidak diragukan bahwa ini merupakan tujuan yang mulia untuk setiap muslim. Setiap muslim yang mampu akan berusaha untuk menyempurnakan agamanya.
  1. Zakat adalah bukti kejujuran keimanan pelakunya
Karena harta merupakan kepemilikan yang paling dicintai oleh jiwa. Orang yang mencintai harta tidak akan memberikannya kecuali untuk mendapatkan kecintaan yang sepadan dengannya atau lebih besar. Karena itulah dinamakan dengan sedekah (kejujuran), karena ia menunjukkan kejujuran pemiliknya untuk menggapai ridho Allah subhanahu wa ta’ala.
  1. Zakat membersihkan perilaku-perilaku kotor muzaki
Sehingga menghindarkannya dari golongan orang-orang yang bakhil dan memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang dermawan. Karena jika dia membiasakan dirinya untuk memberi, baik memberikan ilmu, harta atau kedudukan, maka jadilah sikap memberi itu menjadi ciri khas dan tabiatnya. Sehingga ia menjadi merasa tidak nyaman jika pada suatu hari belum memberikan apa yang biasanya dia berikan.
Seperti pemburu yang biasa berburu, jika suatu hari dia tidak sempat berburu maka hatinya menjadi gelisah. Demikian juga orang yang membiasakan dirinya untuk berbagi, hatinya akan gelisah jika ada hari yang ia lewatkan tanpa memberikan apapun, baik hartanya, ilmunya, kedudukannya atau pertolongan yang ia sanggupi.
  1. Zakat akan melapangkan hati
Jika seseorang sudah memberikan sesuatu, terlebih lagi harta, maka dia akan menemukan kelapangan dalam dirinya. Bukti ini sudah teruji, tetapi dengan syarat pemberiannya atas dasar kedermawanan dan kerelaan hati, bukan memberi sedangkan hatinya masih mengikuti pemberiannya.
Ibnu Qayyim telah menyebutkan di dalam Kitab Zad Al – Ma’ad bahwa sifat berbagi dan dermawan merupakan sebab-sebab kelapangan hati. Tetapi tidak dapat mengambil manfaat darinya kecuali orang yang memberi dengan sifat dermawan dan kerelaan hati.
Dia mengeluarkan harta dari hatinya terlebih dahulu sebelum dia mengeluarkannya dari tangannya. Adapun orang yang mengeluarkan harta dari tangannya, tetapi harta itu masih berada dalam lubuk hatinya, maka dia tidak akan mengambil manfaat dari pemberiannya itu.
  1. Zakat menjadikan seseorang termasuk golongan orang yang sempurna keimanannya
Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehinga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim dari Anas ra.)
BeeHappy







Komentar